Wednesday 30 December 2015



Satu nama yang membuatku jatuh cinta, tanpa syarat



Satu tempat yang membuatku memendam rindu, tanpa melihat 



Satu jalan yang membuatku mengenang tawa, tanpa suara


Pancaroba-Ku 

Monday 7 September 2015

Masih bolehkah aku menggeser haluan mimpi?


Kala aku belum mampu mengeja kata,
mimpiku menutup luka hingga tak berdarah lagi.

Kala aku mampu meyambung kata,
mimpiku melintasi karpet merah dengan banyak kilatan cahaya.

Kala aku mengerti makna,
mimpiku menorehkan tinta di balik cetakan.

Kala aku mencipta makna, mimpiku bergeser, bergeser, bergeser.

Menghadapi puncak tertinggi.
Menyaksikan lautan menari.

Friday 19 June 2015

Mimpi Malaikatku

Lewat rintihan kata aku bersimpuh memohon hadirnya Malaikatku yang telah kembali oleh takdir.

Harapanku hanya pada malam yang menyediakan mimpi sebelum aku terbangun.

Izinkanlah mimpiku menjadi bagian dari senyuman yang mampu menghapus air mata kesepian.


Aku sekedar berharap lewat do’a,

Aku hanya bertahan dengan mimpi,

Mimpi Malaikatku.
Tangan Ifa

Bahkan hanya sekedar merapalkan sucinya ucapan, genggaman, dan hatimu
bibirku seakan tak bersuara
jemari ku seakan tak berdaya
naluri ku seakan tak berguna
Sungguh bumi ini masih menyisakan kejujuran oleh tangan Ifa
enggan aku berucap dusta
jera aku menggengam duri
lelah aku memasung hati

Monday 15 June 2015

K a l k u l u s

Jika kalkulus dapat menuju gerbang geometri
Lalu,
Mengapa asamu tak demikian?
Mengapa,
rumusmu tak mampu menghitung banyak kenangan yang beterbangan.
Bukankah aljabar itu; pertemuan, hubungan, dan penyelesaian.
Ya, akulah aljabaramu.

(kau pasti lupa, belum usai kalkulus vas bunga di mejaku)

Friday 12 June 2015

Jaringan

Nafas kini tak hanya soal oksigen

Hidup kini tak hanya soal bergerak


tapi, kini


jaringan bak titah di tangan raja


jaringan bak kekal di alam fana



bait-baitku,


bernafas lewat jaringan, hidup dalam jaringan.










Dibalik Hujan

Aku tak perlu selimut
Aku tak butuh payung
                   Aku merangkai dibalik hujan
Aku terpanggil meletakkan kata
Aku tersadar menyelipkan makna
                   Aku mencari-cari dibalik hujan




Thursday 11 June 2015

Lukisan Senja

Guratan jingga
Terdampar di langit
Menyampaikan salam padaku

Ciptakan lukisan senja mu,
lukisan senja ku.

Kata adalah kuas ku
Makna adalah kanvas ku
Ini adalah lukisan senja ku


T E R S E S A T


Antara aku, kau, dan memori kita

Menelusuri kelokan asing yang membentang

Melewati arah yang saling berlawanan



Antara aku, kau, dan memori kita

Mendapati tanda yang berserakan

Menggali celah yang bersembunyi
Peta Buta

Kau dan aku,
mengarungi ratusan kilometer jarak
menghabiskan ribuan tetes keringat
menyisakan jutaan peta buta
dalam ,
terik mentari
terpaan angin
deraian hujan


(kau dan aku adalah peta buta)

                                              

Wednesday 3 June 2015



Rimang

Aku terpukau oleh diksi melalui mu
Merajut makna dengan cermin mu
Menyiarkan bait lewat peta mu
Rimang
Simpan bungkusan coretan ku
Janji ku untuk mu telah lunas
Aku tunggui hadiah balasan mu

Saturday 30 May 2015

Hari ke-seratus


Waktu merampas sumber surgaku
Lalu aku rela menyerahkannya
Waktu bagai kilat ditengah hujan
sampai aku dibanjiri air mata
Waktu menyulap hari tanpa ampun
Hingga aku tersungkur di hari ke seratus

(sehari sebelumnya aku duduk di meja makan, berbalik badan mendapati kotak makanku sewaktu sd)

Thursday 28 May 2015

Pohon: di bibir sungai

Mataku melintasimu yang menghadiahi keteduhan di bibir sungai
Bayanganku menempatimu yang memayungi terik di bibir sungai
Itu hanya menjadi dulu
Pohon: di bibir sungai
Dimana kiranya hadiah keteduhan untukku?
Bagaimana jadinya payung tempat untukku?
Itu memang menjadi kini


Wednesday 27 May 2015

Misteri Bait-bait



Ku titipkan artiannya

Ku serahkan bait-baitnya

Ku relakan misterinya 



Lewat panca indramu

Dengan nalurimu

oleh logikamu 



Tuhan mengilhaminya

Aku merangkainya

Kau memecahkannya

Tuesday 26 May 2015

Bulan, hampir bertemu

Untuk ku,     selalu hadir pelangi sebelum ku sambut datangnya
Sebabnya, alamlah yang paling tau

                        Tanyaku pada alam,

dapatkah bulan yang kali ketiganya berulang?
                         hingga belumlah dapat rangkaian ini bertemu,

                                    bulan,hampir bertemu
                                    nantikan bagimu

Monday 25 May 2015

Ketinggian Kota
Khayalkan gemerlap hingar-bingar,
namun hanyut dalam nyanyian anginnya.
Khatulistiwa sungguh memancar, walau
telah bertukar langit gelap.
Kini harusnya jiwa-jiwa bersegera tumbuh,
menyelimuti pancar Khatulistiwa.

(coretan tanda terimakasih: sahabatku)

Sunday 24 May 2015

(bukan) tempat peraduanmu

Setiap raga tau ruang peraduannya,
Demikian juga aku
Dan aku
terlampau tau
Bukankah berulang menyingkap terang jiwa?
Lalu
Tak juga terang jiwa kau toleh?
Tenanglah
Aku janjikan, bukan tempat peraduanmu.

Friday 22 May 2015

Rasi Bintang
Bilangan sempurna dari satuan yang serupa
Membelah jutaan sudut pandang
Pijar-pijarnya saling menggariskan arah
Menyapa lewat dimensi berbeda
Bola langit kini tak sekedar berpijar-pijar
Rasi bintang, cakrawala melintasi bait-bait.


                                                                                                     -oh Jumat, hujan aku takut-

Thursday 21 May 2015

Hijau di Kaki Langit

Asaku merengkuhmu di pelupuk mata
Namun tapakku belum menjejaki bumi.
Siang dan berganti malam yang tidak memberi jedanya, hingga tapak ini belum berselingan.
Ku selami warna-warni siang dan malam hingga detik kosong
Hijau di Kaki Langit, tak hanya dua berkedip-kedip dan gema-gemaku yang sempat merengkuhmu.
Tidak juga hanya asaku,
selingan tappaku menghentikan detik kosong, dan hanya kau hijau di kaki langit.

Wednesday 20 May 2015

D e n t i n g


Tidak sekali dua menghanyutkan lamunan
Berasa serupa denting
Menghamparkan tiruan maya
Jangan, jangan terkesima
Fiksi bukan Ilusi
Peliklah denting lamunanmu,

(coretan hari rabu yang membuat awan biru berubah jadi kelabu)
Titik .

Berbaris tak menyatu,
Berpisah tapi bermakna.
Serangkai melahirkan citra, menghembuskan pelangi.
Terus mengisi sebelum titik .
Teduh menyapa kegersangan,
sepucuk untuk impian, menggantungkan langit.

(coretan di suatu pagi selasa, yang hampir membuat putus asa)
Baju Labirin Terakhir


Andai,
nafas dapat ditukar
Seperti,
halnya bertukar baju
Mungkin,
sekarang aku tak seorang
Kau tau labirin? R u m i t - B e r l i k u - B u n t u.
Demikian takdir, Maka
menyeretkan pada akhir.

Langit redup, Di ujung

Tuesday 19 May 2015

LENYAP

Walau ada lenyap di bumi ini yang tidak menyebabkan air mata,
tetapi lenyap sampai akhirpun tetap tidak akan hadir lagi.Jikapun lenyap adalah sebuah awal, makaTibalah akhir-itu.Teruntuk lenyap yang hadir, mengapa harus ada air mata?Bukankah (lenyap) sebuah awal? 


                                                                                                Siang terik, di atas kasur.