Saturday 30 May 2015

Hari ke-seratus


Waktu merampas sumber surgaku
Lalu aku rela menyerahkannya
Waktu bagai kilat ditengah hujan
sampai aku dibanjiri air mata
Waktu menyulap hari tanpa ampun
Hingga aku tersungkur di hari ke seratus

(sehari sebelumnya aku duduk di meja makan, berbalik badan mendapati kotak makanku sewaktu sd)

Thursday 28 May 2015

Pohon: di bibir sungai

Mataku melintasimu yang menghadiahi keteduhan di bibir sungai
Bayanganku menempatimu yang memayungi terik di bibir sungai
Itu hanya menjadi dulu
Pohon: di bibir sungai
Dimana kiranya hadiah keteduhan untukku?
Bagaimana jadinya payung tempat untukku?
Itu memang menjadi kini


Wednesday 27 May 2015

Misteri Bait-bait



Ku titipkan artiannya

Ku serahkan bait-baitnya

Ku relakan misterinya 



Lewat panca indramu

Dengan nalurimu

oleh logikamu 



Tuhan mengilhaminya

Aku merangkainya

Kau memecahkannya

Tuesday 26 May 2015

Bulan, hampir bertemu

Untuk ku,     selalu hadir pelangi sebelum ku sambut datangnya
Sebabnya, alamlah yang paling tau

                        Tanyaku pada alam,

dapatkah bulan yang kali ketiganya berulang?
                         hingga belumlah dapat rangkaian ini bertemu,

                                    bulan,hampir bertemu
                                    nantikan bagimu

Monday 25 May 2015

Ketinggian Kota
Khayalkan gemerlap hingar-bingar,
namun hanyut dalam nyanyian anginnya.
Khatulistiwa sungguh memancar, walau
telah bertukar langit gelap.
Kini harusnya jiwa-jiwa bersegera tumbuh,
menyelimuti pancar Khatulistiwa.

(coretan tanda terimakasih: sahabatku)

Sunday 24 May 2015

(bukan) tempat peraduanmu

Setiap raga tau ruang peraduannya,
Demikian juga aku
Dan aku
terlampau tau
Bukankah berulang menyingkap terang jiwa?
Lalu
Tak juga terang jiwa kau toleh?
Tenanglah
Aku janjikan, bukan tempat peraduanmu.

Friday 22 May 2015

Rasi Bintang
Bilangan sempurna dari satuan yang serupa
Membelah jutaan sudut pandang
Pijar-pijarnya saling menggariskan arah
Menyapa lewat dimensi berbeda
Bola langit kini tak sekedar berpijar-pijar
Rasi bintang, cakrawala melintasi bait-bait.


                                                                                                     -oh Jumat, hujan aku takut-

Thursday 21 May 2015

Hijau di Kaki Langit

Asaku merengkuhmu di pelupuk mata
Namun tapakku belum menjejaki bumi.
Siang dan berganti malam yang tidak memberi jedanya, hingga tapak ini belum berselingan.
Ku selami warna-warni siang dan malam hingga detik kosong
Hijau di Kaki Langit, tak hanya dua berkedip-kedip dan gema-gemaku yang sempat merengkuhmu.
Tidak juga hanya asaku,
selingan tappaku menghentikan detik kosong, dan hanya kau hijau di kaki langit.

Wednesday 20 May 2015

D e n t i n g


Tidak sekali dua menghanyutkan lamunan
Berasa serupa denting
Menghamparkan tiruan maya
Jangan, jangan terkesima
Fiksi bukan Ilusi
Peliklah denting lamunanmu,

(coretan hari rabu yang membuat awan biru berubah jadi kelabu)
Titik .

Berbaris tak menyatu,
Berpisah tapi bermakna.
Serangkai melahirkan citra, menghembuskan pelangi.
Terus mengisi sebelum titik .
Teduh menyapa kegersangan,
sepucuk untuk impian, menggantungkan langit.

(coretan di suatu pagi selasa, yang hampir membuat putus asa)
Baju Labirin Terakhir


Andai,
nafas dapat ditukar
Seperti,
halnya bertukar baju
Mungkin,
sekarang aku tak seorang
Kau tau labirin? R u m i t - B e r l i k u - B u n t u.
Demikian takdir, Maka
menyeretkan pada akhir.

Langit redup, Di ujung

Tuesday 19 May 2015

LENYAP

Walau ada lenyap di bumi ini yang tidak menyebabkan air mata,
tetapi lenyap sampai akhirpun tetap tidak akan hadir lagi.Jikapun lenyap adalah sebuah awal, makaTibalah akhir-itu.Teruntuk lenyap yang hadir, mengapa harus ada air mata?Bukankah (lenyap) sebuah awal? 


                                                                                                Siang terik, di atas kasur.